Tak Semestinya Menyesal

DSC_0059

Akad nikah mestifarah

Saat – saat terberat dalam hidup kita mungkin ketika kita memutuskan sesuatu ? apapun itu, apapun jalan yang kita pilih nantinya, pilihan yang terbaik pada akhirnya adalah kita tidak menyesali keputusan itu. Terlebih lagi pilihan itu sudah kita pikirkan masak- masak sehingga menjadi sebuah jalan yang akan kita tempuh, seperti masuk ke sebuah gerbang baru yang bernama ‘Pernikahan’ . Sekali kita melangkah masuk ke dalamnya janganlah pernah berfikir untuk dapat keluar ?. Tentu hal ini bukan sesuatu yang menyeramkan, tidak ada kan satu pasangan pun yang ingin pernikahannya selesai ditengah jalan?, Oleh karena itu mengambil keputusan untuk menikah harus didasari keyakinan yang kuat bahwa keputusan yang kita ambil untuk masuk ke gerbang itu adalah keputusan terbaik yang seumur hidup kita tidak akan pernah kita sesali.

Pada mulanya kita mungkin hanya melihat indahnya pelangi dan kupu – kupu di dalam sebuah pernikahan, namun setelah kita masuk ke dalamnya, banyak hal yang mungkin sulit untuk kita terima bahwa ternyata ‘tak seindah itu’. Jika keadaanya sekarang ini adalah kita tengah menangisi keputusan yang pernah kita buat  yaitu ‘menikah’ apakah ini pertanda kita salah melangkah ?. Pernikahan adalah ikatan suci yang disatukan oleh takdir Tuhan. Lalu yang salah bukanlah pernikahan itu, mungkin kita lah yang keliru memilih dengan siapa kita menikah. Atau jangan  jangan salah itu ada pada diri kita ?. Daripada sibuk mencari kesalahan bukankah lebih baik menjadi penerima yang baik ? . Menerima keadaan bahwa keputusan yang telah kita buat harus dapat kita pertanggungjawabkan, menjalaninya dengan sebaik yang kita mampu

Penerimaan yang baik dalam sebuah pernikahan adalah saling menerima kekurangan dan kelebihan masing – masing pasangan. Bahwa ia lah yang mampu menerima apa adanya diri kita, begitupun sebaliknya jika ada kekurangan maka dengan saling melengkapi justru akan menjadi sempurna. Terkadang lewat sesuatu yang kita anggap sebagai kekurangan, justru di situlah letaknya kesempurnaan itu. Tanyakanlah pada hati kita masing – masing masihkah kita mencari yang sempurna ? dan berharap dapat bahagia ? kebahagiaan seperti apa yang kita cari ?. Keinginan kita mencari yang sempurna kadang kala akan membuat kita melewatkan kebahagiaan yang lain yang telah menanti kita ?

Bukankah sebelum menikah kita telah membuka mata kita lebar – lebar tentang segala hal yang akan terjadi nantinya. Banyak hal yang kita persiapakan dan telah kita pikirkan serta diskusikan kepada orang – orang terdekat seperti orangtua, keluarga inti sampai sanak saudara, begitupun teman atau sahabat kita. Mulai dari berbagai persiapan materi sampai kesiapan hati, dan kemantapan menikah dengannya yang akan menemani kita hingga senja sampai ke surga telah benar – benar siap. Walaupun sebagian kita kadang lupa memohon petunjukNya. Dan tak semestinya kita menyesal ?

Tinggalkan Komentar